KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat dan ridho-Nyalah makalah yang mengenai tentang “Terjadinya Bumi
dan Lapisan-lapisan Bumi” dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula kita
panjatkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang
telah membimbing kita ke dunia yang penuh kebahagiaan ini.
Makalah ini merupakan tugas yang disusun sebagai bahan
pembelajaran dalam mata kuliah “Ilmu Alamiah Dasar” prodi akuntansi fakultas
ekonomi Unswagati.
Pada makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, kami
menyadari hal tersebut oleh karena itu kami menerima segala bentuk masukan dan
saran demi perbaikan pada makalah kali ini.
Makalah ini dapat terselesaikan karena adanya pihak-pihak
yang mendukung, dan tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam makalah ini.
Cirebon, April 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii
Bab I
Pendahuluan…………………………………………………………………………..1
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………..
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
Bab II Pembahasan
2.1 Proses
Terjadinya atau Terbentuknya Bumi
2.2 Susunan
Lapisan Bumi
2.3 Struktur
Bumi
Bab III Penutup
3.1
Simpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dapatkah kamu
hidup tanpa oksigen? atau tanpa air? Dapatkah kamu hidup di lingkungan dengan
suhu yang sangat tinggi atau sangat rendah? tentu tidak. Setiap makhluk hidup memerlukan
oksigen, yang sesuai beserta faktor kebutuhan lainnya. Semua faktor yang
diperlukan makhluk hidup tersebut tersedia di planet tempat kita semua hidup,
yaitu Bumi.
Bumi memiliki
atmosfer yang kaya akan oksigen, mengandung air yang sangat banyak, memiliki
suhu relatif sedang sehingga cocok untuk kehidupan makhluk hidup, dan
mengandung berbagai senyawa kimia dan juga mendukung kehidupan. Sejauh ini,hal
tersebut tidak dimiliki oleh planet lain di manapun di tata surya. Di antara
bentangan jagat raya yang luasnya tak terbatas, planet Bumi sebenarnya hanyalah
sebuah planet kecil yang tampak tidak lebih dari setitik debu di tata surya.
Namun, Bumi begitu unik dan berbeda dari planet maupun benda langit lain. Bumi
adalah mukjizat dalam alam semesta.
Pada
makalah ini kami akan membahas mengenai “Terjadinya Bumi dan Lapisan-lapisan
Bumi” di mana dalam makalah ini kami akan menjelaskan semua hal yang terkait
mengenai struktur bumi dan unsur pembentuk setiap lapisan bumi. Kami akan
berusaha agar makalah ini menyajikan informasi yang komplit/lengkap dan menjadi
salah satu sumber dari materi kuliah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah:
1. Bagaimanakah proses terbentuknya atau terjadinya bumi?
2. Apa saja lapisan yang ada dalam bumi?
3. Apa saja struktur yang ada dalam
bumi?
1.3
Tujuan
1. Menjelaskan proses pembentukan bumi.
2. Mendeskripsikan unsur-unsur penyusun
lapisan bumi.
3. Menjelaskan Struktur bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Proses
Terjadinya atau Terbentuknya Bumi
Sebelum mempelajari dan
mengkaji tentang struktur bumi, terlebih dahulu yang harus kita pahami adalah
palanet bumi itu sendiri. Bumi merupakan planet yang indah, dan merupakan
planet yang kita huni saat ini. Jika dilihat dari posisinya, planet bumi berada
pada deretan ketiga dalam sistem tata surya dan matahari sebagai pusatnya.
Planet bumi berada diantara planet Venus dan Mars. Berdasarkan posisinya, jarak
antara bumi dan matahari berkisar±150 juta km dengan bentuk lintasan yang bulat
dengan jari-jari ±6.370 km
Bumi
adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira
250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu
massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta
tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang
sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia
Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia
dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian
terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan
bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai
salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini
tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi
melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari
(revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Proses
Terbentuknya Bumi yaitu:
1. Hipotesis
Bumi
Bagaimana sebenarnya bumi ini
tercipta? Pada permulaan abad ke-18 di daerah timur Mesopotania, yang kini
dikenal sebagai negara Irak, para ahli arkeologi menemukan sisa tulisan pada
tanah liat. Ternyata tulisaan itu memuat, antara lain tentang kejadian bumi.
Cerita tentang adanya banjir besar zaman Nabi Nuh, juga terdapat dalam tulisan
itu. Hal itu sangat sesuai dengan cerita-cerita dalam kitab suci.
Pada masa kerajaan gereja di Eropa,
buku Genesis adalah satu-satunya yang harus dipercaya. Pelopor perubahan ke
zaman penelitian, Copernicus Keppler, Galileo, dan Newton, membawa pandangan
baru dalam meninjau sistem tata surya. Teori Newton tentang garavitasi,
mendorong para ahli untuk menunjukan hipotesis kejadian bumi dengan dasar
ilmiah.
a. Hipotesis
Kbut dari Kant dan Laplace
Immanuel Kant (1755) dari Jerman,
dalam bukunya “All gemeine Naturgeschichte und Theorie des Himmels”, mencoba
mengemukakan pikiran tentang kejadian bumi. Berdasarkan teori Newton tentang
gravitasi, Kant mengatakan bahwa, asal segalanya ini adalah dari gas yang
bermacam-macam, yang tarik-menarik membentuk kabut besar. Terjadinya benturan
masing-masing gas, menimbulkan panas. Pijarlah, dan itulah asal daripada
matahari. Matahari berputar kencang, dan di khatulistiwanya memiliki kecepatan
linear paling besar sehingga terlepaslah fragmen-fragmen.
Fragmen-fragmen inilah yang tadinya
pijar, melepaskan banyak panas, dan mengembun. Kemudian mencair dan bagian luar
makin padat. Demikianlah terjadi planet-planet, termasuk bumi kita ini.
Piere de Laplace (1796) sarjana
Prancis, seorang filosof dan ahli matematika, mengemukakan pula adanya kabut,
meskipun sama sekali tidak kenal dengan Knat, ia beranggapan bahwa kabut asal
itu telah berputar dan berpijar. Di khatulistiwa terjadi penumpukan awan. Jika
massa ini mendingin maka terlepaslah sedikit material dari induknya. Fragmen
tadi mendingin dan mengembun, berputar mengelilingi induknya. Kemudian menyusul
terlepasnya fragmen kedua dan ketiga. Sembilan buah planet yang kini beredar
dianggap terjadi dengan cara yang sama. Induknya adalah matahari.
Masa awal matahari itu disebut
nebula, sehingga hipotesis ini disebut hipotesis nebula. Karena Kant dan
Laplace serupa dalam mengemukakan hipotesisnya, maka disebutlah hipotesis
nebula dari Kant Laplace.
b. Hipotesis
Planetesimal
Chamberlain dan Moulton
masing-masing ahli Geologi dan ahli Astronomi, kira-kira seratus tahun setelah
Kant dan Laplace, mengajukan hipotesa Planetesimal. Maka beranggapan adanya
matahari asal yang didekati oleh suatu bintang besar yang sedang beredar, maka
terjadilah tarik-menarik sesuai dengan hukum Newton. Peledakan di matahari
melepaskan sebagian materialnya dan tertarik oleh adanya bintang yang mendekat
tadi. Material matahari itu akan sedikit menjauh dan kemudian mendingin,
sementara bintang besar itu terus berlalu. Selanjutnya, terjadi pengembunan dan
terbentuk sembilan planet dan planetoida.
c. Hipotesis
Pasang Surut Gas (Tidal)
Dikemukakan oleh Jeans dan Jeffries
(1930) sebagian menyokong hipotesis planetesimal, sambil memperbaiki
keberatan-keberatannya. Mereka berpikir adanya bintang besar yang mendekat,
kira-kira seperti bulan dengan bumi, yaitu bulan menyebabkan adanya pasang dan surut lautan. Bulan tak cukup
kuat menarik air menjulur jauh. Akan tetapi, matahari yang didekati bintang
besar itu menjauh, lidah api dari matahari asal itu putus dari induknya: pecah
berkeping-keping seraya mengembun dan membeku menjadi planet-planet serta
planetoida.
d. Bintang
Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang
ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi
berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga
banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai
gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut
mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu
sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet
yang mengelilinginya.
e. Big Bang
Berdasarkan
Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun
yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada
porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih
kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu
galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem
tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami
kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat.
Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam
perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi,
yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet
homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi
yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya
lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan
bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan,
yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Bukti
penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium
sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan
dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
f. Teori Buffon
Dari ahli ilmu alam Perancis George
Louis Leelere Comte de Buffon.
Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan
sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa
yang terpental ini menjadi planet.
g. Teori Weizsaecker
Dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker,
seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas
matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas
ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari
yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan
menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya
berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
h. Teroti Kuiper
Dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper
mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram.
Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar
mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga
memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang
merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi
dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet –
planet.
i.
Teori Whipple
Oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple,
mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis
yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi
menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat,
sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling
bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
2.2
Susunan
Lapisan Bumi
Bumi berlapis-lapis telah banyak
disebut orang. Sesuai dengan hipotesis Kant-Laplace, bahwa bumi kemudian
mendingin disebelah luar, sedangkan didalam masih panas. Didekat permukaan
menjadi beku dan disebut kerak bumi. Untuk meneliti kedalaman bumi, cara
terbaik adalah dengan pengeboran. Akan tetapi, pengeboran yang terdalam hanya
mampu sampai 5.000 meter, sedangkan jari-jari bumi 6.000.000 meter. Maka
pengeboran sedalam 5.000 meter hampir tiada berarti.
Dengan majunya penelitian gempa
(Seismologi) oleh alat yang disebut seismograf, dapatlah diteliti lapisan bumi
secara tidak langsung. Prinsip penelitian adalah anggapan bahwa getaran yang
merambat melalui kedalaman bumi, hasil grafnya tergantung kepada material yang
dilaluinya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa memang bagian dalam ini
tidaklah homogen, tetapi terdapat lapisan-lapisan. Dalam ilmu Geologi, lapisan
batas itu disebut bidang diskontinu.
Bidang diskontinu yang pertama pada
kedalaman 60 km, disebut bidang diskontinu dari Mohorovicik, nama penemunya.
Kemudian pada kedalaman 1.200 km dan 2900 km, pada bagian paling dalam terdapat
bola dan jari-jari 3.500 km, yang disebut inti bumi (Barysfer). Belum diketahui
dengan pasti apakah inti bumi ini padat ataukah gas. Yang diketahui dari penelitian
seismograf, bahwa inti bumi tidaklah cair, seperti hipotesis Kant-Laplace. Namun
sebenarnya pada saat ini ditemukan sebuah fakta bahwa bumi tidak lagi hanya
mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan. Pengukuran-Pengukuran dan
percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi nukleus dari
bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari
permukaan bumi. Di bawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid,
dan hal ini pada waktunya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini
dikelilingi suatu lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti
bahwa ada dua lapisan di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam
pusat yang dikelilingi lapisan zat cair. Hal itu diketahui sesudah alat-alat
pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang jelas antar
lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras,
kita akan menemukan lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang
berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, di mana
masing-masing itu berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang berbeda-beda.
Gambar ini menunjukkan tujuh lapisan bumi, memberitahukan
bahwa kerak bumi adalah lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan
berbeda-beda ketebalannya, lalu disusul lapisan-lapsan yang terdiri zat cair,
dan diakhiri dengan yang lapisan ketujuh, yaitu nukleus padat. Para ilmuwan
juga menemukan bahwa atom terdiri dari tujuh lapisan atau tingkatan, dan hal
ini membuktikan keseragaman ciptaan, di mana bumi mempunyai tujuh lapisan dan
atom-atom mempunyai tujuh lapisan juga. Tujuh lapisan bumi itu sangat
berbeda-beda dari segi struktur, kepadatan, suhu dan bahannya.
Suess
dan Wiechert (1919), membagi lapisan bumi sebagai berikut:
a) Kerak
bumi, tebalnya 300-70 km, terdiri batuan basal dan asid (basa atau pH tinggi,
dan asid atau asam pH rendah).massa jenisnya (massa jenis air=1) kira-kira 2,7
mengandung banyak silikat dan aluminium. Semua batuan yang ada di kerak bumi
paling atas, sedalam lautan terdalam (±10 km) dianggap berasal dari
sedimentasi. Berbagai endapan mineral organik, yaitu berasal dari organisme,
misalnya batubara, minyak bumi, kapur, mungkin berada di tempat tinggi karena
kerjaan gaya dalam daripada bumi. Batubara terjadi di rawa-rawa pada periode
karbon, maka daerah batubara disebut facies
rawa. Kapur terjadi di pantai tropis pada periode kapur, 150 juta tahun
yang lalu, maka daerah kapur disebut facies
neritis. Sedangkan daerah minyak disebut facies lautan, karena minyak dianggap berasal dari organisme
lautan. Endapan batuan yang biasa dibuat perselen, berasal dari cangkang Diatom
(ganggang Kersik), yang mengendap di lautan dalam. Daratan yang kini di anggap
stabil kulit buminya, misalnya daratan Cina, Eropa, dan Amerika, banyak
mengandung kersik dalam tanahnya, sehingga bila di bakar akan menjadi porselen.
Di Indonesia dan daerah labil lainnya, kerjaan vulkanis menyebabkan tanahnya
mengandung banyak senyawa besi, warnanya lebih merah, sehingga bila di bakar
tetap merah dan jadilah tembikar. Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
o Kerak
samudra
tersusun oleh mineral yang kaya
akan Si, Fe, Mg yangdisebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15
km (Condie, 1982)dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya
disebut lapisan basaltiskarena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
o Kerak
benua
tersusun
oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, olehkarenanya disebut sial. Ketebalan
kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie!982) rata-rata 35 km dengan berat
jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. Kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri
dari batuan yang berkomposisi granit.Disamping perbedaan ketebalan dan berat
jenis, umur kerak benua biasanya lebih tua dari kerak samudra. Batuan kerak
benua yang diketahui sekitar 200 jutatahun atau Jura. Umur ini sangat muda bila
dibandingkan dengan kerak benua yangtertua yaitu sekitar 3800 juta tahun. Tabel Skala waktu geologi dapat dilihat di Skala Waktu Geologi.
b)
Selimut atau selubung mantel
merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan
namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan padat. Suhu di
bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat Celcius.
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi astenosfer.
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi astenosfer.
Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer,
astenosfer, dan mesosfer.
ü
Litosfer merupakan lapisan
terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi padat terutama
batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km.Bersama-sama dengan kerak
bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.Litosfer tersusun atas dua
lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium danaluminium) serta lapisan sima
(silisium dan magnesium).
1.Lapisan sial
adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium danalumunium. Senyawa
dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3.Batuan yang terdapat dalam
lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit,andesit, dan metamorf.
2. Lapisan sima
adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium danmagnesium. Senyawa
dari kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO.Berat jenis lapisan sima lebih
besar jika dibandingkan dengan berat jenislapisan sial. Hal itu karena lapisan
sima mengandung besi dan magnesium.
ü
Astenosfer merupakan lapisan
yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisanyang tebalnya 100-400 km ini
diduga sebagai tempat formasi magma (magmainduk).
ü
Mesosfer
merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan initebalnya
2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
c) Inti
bumi (Barisfer), merupakan bola dengan jari-jari 3.500 km. Inti bumi terdiri
dari material cair, massa jenisnya 9,6 terdiri dari logam besi (90%), nikel
(8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900–5200 km.
Kuhn dan Pittman (1940)
mengemukakan bahwa sesungguhnya bumi berasal dari matahari, maka inti bumi
seharusnya juga seperti material matahari. Yaitu, sebagian besar terdiri dari
hidrogen. Karena tekanan dalam inti bumi sangat besar, maka atom-atom hidrogen
bersifat padat.
Holmes
(1936), membagi kerak bumi menjadi sebagai berikut:
a. Bagian
atas setebal 15 km, massa jenisnya 2,7 dan dan disebut magmagranit.
b. Lebih
ke dalam tebalnya 25 km, massa jenisnya 3,5 dan disebut magma-basal.
c. Bagian
terbawah kerak bumi, setebal 20 km, massa jenisnya 3,5 dan disebut
magma-peridotit dan eklogit.
Wiechert (1936), mengemukakan bahwa
pada pokoknya bagian Litosfer terdiri dari silikat dan aluminium (Si Al atau
Sial), lebih ringan dan terutama menempati kontinen.
Di sebelah bawah, terutama di lautan
terdapat lapisan berat yang terdiri dari silikat magnesium (Sima). Dari
penelitian terbukti bahwa dasar samudera Pasifik, terdiri dari Sima. Kedua
lapisan tersebut berupa kristal, sedangkan di bawahnya terdapat substratum yang
bersifat amorf. Selanjutnya, terdapat teori adanya gerakan kontinen, yang
disebabkan oleh Sial terapung diatas Sima. Wegener (1930), mengajukan hipotesis
continental drift (perkisar benua).
Permukaan bumi terdiri dari beberapa
lempeng besar berukuran benua, masing-masing terdiri dari bagian oceanis dan kontinental yang bergerak
relatif yang satu terhadap yang lain. Tebal tiap lempeng kerak bumi ini adalah
kira-kira 80 km.
Kecepatan gerak relatif lempeng-lempeng
ini berkisar antara 1-3cm setahun. Meskipun menurut ukuran manusia kecepatan
ini sangat kecil, namun dilihat kacamata Geologi, ini sangat berarti, karena
gerak 5cm pertahun dalam satu juta tahun dapat menghanyutkan suatu benua sejauh
50km ke arah jurusan tertentu. Misalnya, lempeng yang membawa benua Australia
dengn kecepatan 6cm per tahun sedang bergerak ke arah utara yang dalam beberapa
juta tahun, jika proses ini berlangsung tanpa gangguan, dapat menjepit
kepulauan Nusantara antara benua Australia dan Asia.
Lempeng-lempeng kerak bumi ini
dipisahkan yang satu dengan yang lain oleh batas lempeng yang geraknya dapat
bersifat divergensi, konvergensi, atau shear
(gesekan). Batas lempeng ini sangat labil dan ditandai oleh gunung api yang
aktif serta kegempaan yang tinggi.
2.3 Sruktur Bumi
Secara
garis besar, lapisan yang membentuk planet bumi terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu atmosfer, hidrosfer dan litosfer.
a. Atmosfer
Atmosfer berasal dari kata “atmo”
yang berarti udara dan “sfera” yang berarti lapisan. Jadi, atmosfer
adalah lapisan udara atau gas berlapis-lapis yang menyelubungi bumi, sedangkan
yang dimaksud dengan udara adalah semua gas yang tersusun dari berbagai zat
yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak dapat dilihat. Atmosfer adalah lapisan
kulit luar bumi dibawah litosfer.
Bumi di kelilingi oleh selimut gas yang
disebut udara atau atmosfer. Tebal lapisan udara secara pasti belum dapat
diketahui. Akan tetapi, para ahli berpendapat, pada jarak 100 km di atas
permukaan bumi masih terdapat udara. Jika dibandingkan dengan jari-jari bumi
yang 60.000 km, maka tinggi lapisan udara yang 100 km tersebut, hanya 1/600
jari-jari bumi.
Ada lapiasan dalam atmosfer, yang dekat
dengan permukaan bumi setebal ± 10 km disebut stratosfer. Batas antara 2
lapisan udara tersebut tidak sama di semua tempat. Di daerah sekitar
khatulistiwa batas itu kadang-kadang dapat mencapai 19 km, tetapi di kutub
hanya 6 km. persentase gas dalam atmosfer pada beberapa ketinggian (HUMPHREY).
Hal tersebut disebebkan adanya angin vertikal yang akibat pemanasan matahari.
Troposfer mempunyai gas yang seragam, hal ini disebabkan karena adanya angin
yang vertikal, maupun horizontal.
Susunan gas dalam troposfer: 78% zat
lemas, 1% gas oksigen, 0,0% asam arang. Selanjutya, ada Ozon, Argon, Helium,
juga terdapat zat air. Sebaliknya, di stratosfer susunannya tidak homogen.
Disini terdapat lapisan-lapisan udara yang B.D-nya berbeda-beda. B.D udara yang
besar terletak dekat dengan troposfer, sedangkan lapisan udara yang B.D. kecil
cenderung jauh di atas troposfer. Lapisan udara tersebut terbentuk di
stratosfer, karena adanya angin yang horizontal saja.
Selain
gas yang terdapat di troposfer tersebut terdapat juga:
1. Uap
air yang persennya tidak tetap, jumlah tersebut tergantung pada tempat dan
waktu.
2. Benda
bukan gas, yaitu debu berfungsi sebagai inti kondensasi. Sebab uap air di udara
tidak akan mengalami kondensasi menjadi titik-titik air yang menjadi awan,
kalau tidak ada inti kondensasi.oleh karena itu, awan adalah kumpulan tetes-tetes
air yang telah berkondensasi. Debu berasal dari muka bumi (dari gunung api),
tetapi dapat juga dari angkasa luar yang berasal dari meteor.
Bumi menerima panas dari matahari, bumi itu sendiri,
dan bulan. Di pusat bumi terdapat temperatur yang sangat tinggi, hal ini dapat
dibuktikan dengan jalan menggali tanah secara vertikalke bawah maka terjadi
kenaikan temperatur, setiap turun 35 m, temperatu naik 1oC. Dan
adanya benda-benda yang keluar dari gunung api yang mempunyai temperatur sangat
tinggi, seperti lava abu, awan panas, dan sebagainya. Sebenarnya, panas
matahari yang dikirim ke bumi relatif tidak berubah, tetapi yang berubah adalah
penerimaan panas tersebut oleh bumi. Penerimaan yang berubah-ubah ini
disebabkan kondisi awan yang ada di udara. Apabila udara berawan, panas
matahari yang diterima bumi hanya berkisar 40%, sedangkan apabila udara bersih
dari awan, panas matahari yang diterima bumi dapat mencapai sekitar 64-69%.
Menurut penelitian, makin besar sudut
penyinaran matahari makin berat pula panas yang diterima dan sebaliknya.
Di lapisan bawah (0-4 km) dekat dengan permukaan bumi, temperaturnya sangat di
pengaruhi bumi. Pada lapisan ini, masih berlaku ketentuan bahwa setiap naik 100
km, temperatur akan turun 10C. Lapisan 1 ini masih banyak terdapat
uap air.
1. Dalam
troposfer terdapat uap air yang jumlahnya tidak tetap. Uap air adalah gas yang
tidak berwarna dan tidak berbau. Uap air yang mencair merupakan titik-titik air
yang disebut awan. Jumlah uap air di udara tidak tetap, makin tinggi temperaturnya
makin banyak kandungan uap air di udara. Ada dua cara untuk menyatukan uap air
di udara, yaitu:
Basah absolut, yaitu banyaknya uap air (dalam garam) yang terdapat dalam 1 m3 udara.
Basah absolut, yaitu banyaknya uap air (dalam garam) yang terdapat dalam 1 m3 udara.
2. Basah
relatif, yaitu perbandingan antara banyaknya uap air di udara (terhitung gram 1
m3 udara) dengan banyaknya uap air apabila udara tersebut pada
temperatur yang bersangkutan jenuh dengan uap air.
Apabila awan yang terdiri dari
titik-titik air berkumpul sehingga titik-titik air tersebut menjadi satu dan
menjadi tetesan-tetesan air yang lebih besar dan lebih berat, dan kemudian
jatuh kebumi, maka peristiwa diatas disebut hujan. Jadi, hujan adalah peristiwa
jatuhnya tetesan-tetesan air sampai ke permukaan bumi. Selain hujan seperti
pengertian di atas, kita mengenal juga hujan salju dan hujan es. Hujan salju
terjadi apabila uap di udara terus naik sehingga mencapai temperatur lebih
kecil dari 00C, maka uap tersebut akan mengkristal. Dan apabila
kelompokan kristal tersebut jatuh ke bumi akan terjadi hujan salju.
Hujan es berbeda dengan hujan
salju. Hujan salju yang jatuh adalah kristal-kristal es, sedangkan hujan es
yang jatuh ke bumi memang butiran-butiran es yang cukup keras dan sering
menimbulkan kerusakan. Secara garis besar dapat diterapkan sebagai berikut,
awan yang letaknya sangat tinggi, temperaturnya dapat jauh di bawah 00C,
maka sebagian awan tersebut membeku dan terus dibawa angin naik lagi sehingga
temperatur turun lebih rendah lagi jauh kebawah 0oC. Dengan
demikian, keseluruhan awan menjadi gumpalan es. Panas yang dikeluarkan dalam
pembekuan tidak mampu untuk mencairkan bagian awan yang lain karena rendahnya
temperatur.
Bila udara dianggap terdiri atas
beberapa lapisan udara horizontal dan setiap lapisan udara mempunyai berat,
maka lapisan dibawah menerima tekanan lapisan udara diatasnya. Karena makin
dekat dengan permukaan bumi tekanan udara makin besar, dan makin ke atas
tekanan udara makin kecil / berkurang. Tempat-tempat dimana temperaturnya
rendah akan menjadi udara yang rendah. Perbedaan tekanan udara antara tempat
akan mengakibatkan terjadinya pemindahan udara dari daerah tekanan tinggi ke
daerah tekanan rendah. Perpindahan udara karena perbedaan tekanan udara ini
disebut angin. Angin mempunyai adarh dan kecepatan.
Pada siang hari, di daratan mencapai
temperatur lebih panas dari di lautan. Akibatnya di daratan akan terjadi
tekanan udara yang lebih rendah dari di lautan, sehingga pada siang hari angin
bergerak dari laut ke darat. Pada malam hari, keadaannya terbalik, di laut
panas yang diterima pada siang hari masih cukup tinggi. Di darat lebih cepat
mengalami pendinginan temperatur udara di laut lebih besar dari daratan.
Akibatnya tekanan udara didarat lebih besar dari di laut sehingga bertiup angin
dari darat ke laut. Kecepatan angin sangat ditentukan oleh besar kecilnya
perbedaan tekanan antara dua tempat. Makin besar perbedaan tekanan udara, makin
cepat gerak angin.
Uap air, temperatur udara, tekanan
udara dan hujan, hujan es maupun salju, semuanya merupakan
peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian di atmosfer. Hal tersebut akan
menimbulkan adanya iklim serta cuaca di suatu daerah. Iklim adalah
peristiwa-peristiwa dalam atmosfer di suatu daerah untuk periode waktu yang
panjang. Disebut juga rata-rata cuaca periode panjang. Ilmu yang mempelajari
iklim disebut Klimatologi.
Cuaca adalah perubahan keadaan
udara di suatu tempat pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut
Meteorologi.
Lapisan
yang memiliki berbagai macam variasi pada atmosfer yaitu:
a.
Troposfer adalah bagian paling bawah,
atmosfer memiliki ketinggian dari permukaan berkisar 9—17 km, di atas
khatulistiwa lebih tinggi dari pada di atas daerah kutub. Memiliki suhu 17-52
derajat celcius. Troposfer memisahkan startosfer dengan mesosfer.
b.
Stratosfer adalah lapisan udara di antara
10— 60 km di atas permukaan bumi; Stratosfer di atas troposfer; atau bisa
diartikan juga sebagai daerah atmosfer yang terletak antara tropopause dan
stratopause, di dalam daerah ini makin ke atas suhunya makin tinggi, sekitar
-57 derajat celcius, ozon berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet.
c.
Mesosfer adalah daerah atmosfer yang
terletak antara stratopause dan mesopause, pada umumnya di daerah ini makin ke
atas, suhunya makin naik, memiliki ketebalan antara 45-75 km selain itu juga
memiliki suhu lapisan berkisar dari -140 derajat celcius, apabila terdapat suhu
yang rendah dan dingin dapat mengakibatkan munculnya awan noctilucent yang
terdiri dari kristal-kristal es.
d.
Ionosfer adalah lapisan atmosfer, pada
ke-tinggian l00 km di atas lapisan stratosfer, mengandung ion dan elektron
bebas yang dihasilkan oleh radiasi matahari; 2 Fis lapisan
atmosfer yang tingginya mulai dari 50—1.000 km merupakan lapisan ion-ion. Dapat
memantulkan gelombang-gelombang radio.
e.
Termosfer adalah bagian atmosfer,
kira-kira 50 mil di atas permukaan bumi sampai angkasa luar dan ditandai dengan
suhu udara tinggi terus-menerus.
f.
Eksosfer adalah daerah di luar atmosfer
memiliki ketinggian kurang lebih 500 km, benda-benda yang sangat ringan di
ruang ini akan terlempar ke luar angkasa. Eksosfer tidak memiliki tekanan
udara. Eksosfer memiliki refleksi dari cahaya matahari yang dipantulkan oleh
partikel debu meteoritik.
b. Hidrosfer
Yang termasuk hidrosfer adalah
semua bentuk air yang ada diatas muka bumi, yang terbesar adalah samudra dan
lautan. Dikatakan bahwa perbandingan samudra dan daratan berkisar antara 72%
dan 28%. Artinya 72% muka bumi berupa air sedangkan 28% berupa daratan. Kita
semua tahu bahwa di daratan masih terdapat danau, sungai, rawa-rawa. Dasar laut
dan samudratak ubahnya seperti relif di muka bumi, dengan bagian sebagai
berikut:
1) Shelf,
dasar samudera di sepajang pantai yang di dalamnya rata-rata 200 m. Daerah ini
merupakan daerah yang kaya ikan.
2) Plat,
seperti shelf, tetapi daerahnya
meluas dan kedalaman rata-ratanya 200 m. daerah ini juga kaya akan ikan.
3) Trog
adalah lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut.
Daerah-daerah tersebut diatas selain
kaya akan ikan juga merupakan daerah minyak bumi. Sehingga banyak di lakukan
pemboran minyak di lepas pantai (off
share) sebagai perhiasan pemboran minyak di daratan (on share).
Makin ke bawah dan ke arah kutub,
temperatur air laut makin rendah. Apabila temperatur air laut di daerah
khatulistiwa ±280C, temperatur laut di dekat kutub dapat mencapai 20C-00C.
Temperatur laut sangat mempengaruhi
kehidupan di dalamnya. Dengan demikian, ikan banyak di temukan di laut dangkal
dimana sinar matahari mampu menmbus laut. Dan sinar matahari dibutuhkan makhluk
laut, seperti ikan, plankton, maupun tumbuh-tumbuhan laut yang lain untuk
hidup. Samudra maupun laut akan bergerak menimbulkan arus laut baik terjadi di
permukaan ataupun di bawahnya.
Gerakan
laut disebabkan oleh bebrapa faktor:
1) Adanya
angin yang bertiup.
2) Adanya
perbedaan kadar garam.
3) Adanya
perbedaan berat jenis air laut.
4) Adanya
perbedaan pasang naik dan pasang surut.
Arus laut mempunyai pengaruh yang besar
sekali dalam menentukan ked=adaan iklim di suatu tempat. Hal ini disebabkan
karena adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas dapat membuat musim dingin
tidak terlalu dingin, dan laut tidak akan mengalami pembekuan sepanjang tahun.
Sebaliknya, arus dingin menyebabkan temperatur di atas laut tersebut rendah
sehingga tidak ada penguapan. Maka di daratan terdapat angin yang kering
akibatnya di daratan tidak pernah jatuh hujan.
Pertemuan arus panas dan arus dingin
merupakan tempat yang ideal bagi kehidupan ikan, karena pada tempat-tempat
tersebut banyak dijumpai plankton dan zat-zat makanan yang lain. Namun udara
dingin di atas arus dingin, dan udara panas di atas arus panas, apabila bertemu
akan menimbulkan suatu kabut tebal di atas laut yang sangat membahayakan
pelayaran kapal-kapal di laut. Arus laut mempunyai arti ekonomi yang penting,
karena pedagang berlayar mengikuti arus. Bangsa-bangsa yang tahu dan dapat
memperhitungkan dari mana dan kemana arah arus laut, dapat menjadi bangsa yang
jaya.
c. Litosfer
Litosfer berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata lithos
dan spaira. Litos artinya bebatuan dan spaira artinya lapisan. Jadi litosfer
adalah lapisan kerak bumi yang paling luar terdiri dari batuan. Litosfer adalah lapisan kulit luar bumi,
tersusun oleh berbagai jenis batuan dengan struktur geografi yang bervariasi,
yang mempunyai ketebalan antara 70-125 km atau lebih.
Litosfer dibagi menjadi dua yaitu Litosfer atas dan Litosfer
bawah, dan Litosfer juga terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
·
Litosfer Samudera, berfungsi
sebagai penghubung kerak samudera dan memang berasal dari samudera.
·
Litosfer Benua, litosfer ini
berada di benua.
Ketebalan kerak bumi tidak sama disetiap tempat. Tebal kerak
bumi dibawah benua adalah 20-50 km dan tebal kerak bumi dibawah samudera adalah
10-12 km. Lapisan litosfer terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan sial (silsium
aluminium) dan lapisan sima (silsium magnesium).
Konsep litosfer
sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun
1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang
berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak
benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut
litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia
sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan
telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori
tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik
dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat
(litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari
teori tersebut.
Harry hess, pada tahun 1960, dengan
teori tektonik lempengnya membagi kerak bumi menjadi dua bagian, yaitu kerak
benua dan kerak samudera. Kerak benua terdiri dari batuan yang ringan dan
banyak mengandung SiO₂ (silika), sedangkan kerak samudera
sebagai dasar samudera terdiri dari batuan-batuan yang sangat padat berwarna
gelap dan miskin akan SiO₂.
1.
Batuan Pembentuk Litosfer
Berdasarkan proses terjadinya,
batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian :
a.
Batuan beku, dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat
cair pijar berangsur-angsur menjadi dingin dan beku:
1. Batuan beku dalam (plutonik). Hasil pembekuan magma di dalam
litosfer, sehingga proses pendinginannya sangat lambat. Menghasilkan: batuan beku dengan
kristal penuh yang besar-besar (holokristalin).
2. Batuan beku korok (porfirik). Pembekuannya berlangsung lebih cepat
karena magma telah meresap diantara lapisan-lapisan litosfer.
3. Batuan beku luar (episif). Magma berubah menjadi larva yang
meleleh, dan proses pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat. Menghasilkan: lelehan batuan beku
dengan kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal.
b.
Batuan Sedimen (Endapan)
Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga
dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu
diendapkan.
1) Batuan sedimen klitik, yaitu pasir
2) Batuan sedimen kimiawi, yaitu
stalaktit dan stalakmit
3) Batuan sedimen organik, yaitu lapisan humus dari hutan
c.
Batuan Malihan atau Metamorf
Terjadi karena adanya tekanan dan
suhu yang tinggi sehingga menempatkan dan meremukkan batuan yang sudah ada
sebelumnya, baik itu yang berupa batuan beku atau batuan endapan. Dengan adanya berbagai proses
pembentukan jenis-jenis batuan di atas, akan menghasilkan material-material
yang bernilai ekonomis tinggi. Misalnya, batubara dan marmer.
Berdasarkan tempat terjadinya maka
batuan penyusun litosfer dapat dibedakan atas:
a.
Batuan Intrusif: terjadi di bagian dalam, jauh dari
permukaan bumi
b.
Batuan Ekstrusif: terjadi di dekat permukaan bumi, atau
diluar permukaan bumi.
c.
Batuan Hypoobisis: terjadi dalam gang atau saluran-saluran
kulit bumi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. Simpulan
Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari delapan planet yang dekat
dengan matahari dan merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh
berbagai jenis mahluk hidup. Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas
beberapa bagian, yaitu: kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti ( core).
Proses Terbentuknya bumi tidak terlepas dari terjadinya tata surya
kita diantara planet-planet yang mengelilingi matahari yang terbaik lagi bagi makhluk
hidup adalah bumi yang kita huni ini. Bumi merupakan satu-satunya planet yang
tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari matahari. Oleh sebab itu, suhu
di bumi tidak terlalu panas and tidak terlalu dingin.
Secara garis besar, lapisan yang membentuk planet
bumi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu atmosfer, hidrosfer dan litosfer.
Atmosfer adalah lapisan udara atau gas berlapis-lapis yang menyelubungi bumi,
hidrosfer adalah semua bentuk air yang ada diatas muka bumi, yang terbesar
adalah samudra dan lautan. Sedangkan litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar terdiri
dari batuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar