Senin, 15 Mei 2017

MAKALAH Proses Terjadinya Bumi dan Lapisan-lapisan Bumi

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan ridho-Nyalah makalah yang mengenai tentang “Terjadinya Bumi dan Lapisan-lapisan Bumi” dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula kita panjatkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah membimbing kita ke dunia yang penuh kebahagiaan ini.
Makalah ini merupakan tugas yang disusun sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah “Ilmu Alamiah Dasar” prodi akuntansi fakultas ekonomi Unswagati.
Pada makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, kami menyadari hal tersebut oleh karena itu kami menerima segala bentuk masukan dan saran demi perbaikan pada makalah kali ini.
Makalah ini dapat terselesaikan karena adanya pihak-pihak yang mendukung, dan tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam makalah ini.


Cirebon, April 2017

Penyusun











DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………..1
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………..
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan
Bab II Pembahasan
2.1  Proses Terjadinya atau Terbentuknya Bumi
2.2  Susunan Lapisan Bumi
2.3  Struktur Bumi
Bab III Penutup
            3.1 Simpulan
Daftar Pustaka
           













BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dapatkah kamu hidup tanpa oksigen? atau tanpa air? Dapatkah kamu hidup di lingkungan dengan suhu yang sangat tinggi atau sangat rendah? tentu tidak. Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen, yang sesuai beserta faktor kebutuhan lainnya. Semua faktor yang diperlukan makhluk hidup tersebut tersedia di planet tempat kita semua hidup, yaitu Bumi.
Bumi memiliki atmosfer yang kaya akan oksigen, mengandung air yang sangat banyak, memiliki suhu relatif sedang sehingga cocok untuk kehidupan makhluk hidup, dan mengandung berbagai senyawa kimia dan juga mendukung kehidupan. Sejauh ini,hal tersebut tidak dimiliki oleh planet lain di manapun di tata surya. Di antara bentangan jagat raya yang luasnya tak terbatas, planet Bumi sebenarnya hanyalah sebuah planet kecil yang tampak tidak lebih dari setitik debu di tata surya. Namun, Bumi begitu unik dan berbeda dari planet maupun benda langit lain. Bumi adalah mukjizat dalam alam semesta.
Pada makalah ini kami akan membahas mengenai “Terjadinya Bumi dan Lapisan-lapisan Bumi” di mana dalam makalah ini kami akan menjelaskan semua hal yang terkait mengenai struktur bumi dan unsur pembentuk setiap lapisan bumi. Kami akan berusaha agar makalah ini menyajikan informasi yang komplit/lengkap dan menjadi salah satu sumber dari materi kuliah ini.
1.2  Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang, maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah:
1.      Bagaimanakah proses terbentuknya atau terjadinya bumi?
2.      Apa saja lapisan yang ada dalam bumi?
3.      Apa saja struktur yang ada dalam bumi?
1.3  Tujuan
1.      Menjelaskan proses pembentukan bumi.
2.      Mendeskripsikan unsur-unsur penyusun lapisan bumi.
3.      Menjelaskan Struktur bumi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Proses Terjadinya atau Terbentuknya Bumi 
Sebelum mempelajari dan mengkaji tentang struktur bumi, terlebih dahulu yang harus kita pahami adalah palanet bumi itu sendiri. Bumi merupakan planet yang indah, dan merupakan planet yang kita huni saat ini. Jika dilihat dari posisinya, planet bumi berada pada deretan ketiga dalam sistem tata surya dan matahari sebagai pusatnya. Planet bumi berada diantara planet Venus dan Mars. Berdasarkan posisinya, jarak antara bumi dan matahari berkisar±150 juta km dengan bentuk lintasan yang bulat dengan jari-jari ±6.370 km
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.




Proses Terbentuknya Bumi yaitu:
1.      Hipotesis Bumi
Bagaimana sebenarnya bumi ini tercipta? Pada permulaan abad ke-18 di daerah timur Mesopotania, yang kini dikenal sebagai negara Irak, para ahli arkeologi menemukan sisa tulisan pada tanah liat. Ternyata tulisaan itu memuat, antara lain tentang kejadian bumi. Cerita tentang adanya banjir besar zaman Nabi Nuh, juga terdapat dalam tulisan itu. Hal itu sangat sesuai dengan cerita-cerita dalam kitab suci.
Pada masa kerajaan gereja di Eropa, buku Genesis adalah satu-satunya yang harus dipercaya. Pelopor perubahan ke zaman penelitian, Copernicus Keppler, Galileo, dan Newton, membawa pandangan baru dalam meninjau sistem tata surya. Teori Newton tentang garavitasi, mendorong para ahli untuk menunjukan hipotesis kejadian bumi dengan dasar ilmiah.
a.       Hipotesis Kbut dari Kant dan Laplace
Immanuel Kant (1755) dari Jerman, dalam bukunya “All gemeine Naturgeschichte und Theorie des Himmels”, mencoba mengemukakan pikiran tentang kejadian bumi. Berdasarkan teori Newton tentang gravitasi, Kant mengatakan bahwa, asal segalanya ini adalah dari gas yang bermacam-macam, yang tarik-menarik membentuk kabut besar. Terjadinya benturan masing-masing gas, menimbulkan panas. Pijarlah, dan itulah asal daripada matahari. Matahari berputar kencang, dan di khatulistiwanya memiliki kecepatan linear paling besar sehingga terlepaslah fragmen-fragmen.
Fragmen-fragmen inilah yang tadinya pijar, melepaskan banyak panas, dan mengembun. Kemudian mencair dan bagian luar makin padat. Demikianlah terjadi planet-planet, termasuk bumi kita ini.
Piere de Laplace (1796) sarjana Prancis, seorang filosof dan ahli matematika, mengemukakan pula adanya kabut, meskipun sama sekali tidak kenal dengan Knat, ia beranggapan bahwa kabut asal itu telah berputar dan berpijar. Di khatulistiwa terjadi penumpukan awan. Jika massa ini mendingin maka terlepaslah sedikit material dari induknya. Fragmen tadi mendingin dan mengembun, berputar mengelilingi induknya. Kemudian menyusul terlepasnya fragmen kedua dan ketiga. Sembilan buah planet yang kini beredar dianggap terjadi dengan cara yang sama. Induknya adalah matahari.
Masa awal matahari itu disebut nebula, sehingga hipotesis ini disebut hipotesis nebula. Karena Kant dan Laplace serupa dalam mengemukakan hipotesisnya, maka disebutlah hipotesis nebula dari Kant Laplace.
b.      Hipotesis Planetesimal
Chamberlain dan Moulton masing-masing ahli Geologi dan ahli Astronomi, kira-kira seratus tahun setelah Kant dan Laplace, mengajukan hipotesa Planetesimal. Maka beranggapan adanya matahari asal yang didekati oleh suatu bintang besar yang sedang beredar, maka terjadilah tarik-menarik sesuai dengan hukum Newton. Peledakan di matahari melepaskan sebagian materialnya dan tertarik oleh adanya bintang yang mendekat tadi. Material matahari itu akan sedikit menjauh dan kemudian mendingin, sementara bintang besar itu terus berlalu. Selanjutnya, terjadi pengembunan dan terbentuk sembilan planet dan planetoida.
c.       Hipotesis Pasang Surut Gas (Tidal)
Dikemukakan oleh Jeans dan Jeffries (1930) sebagian menyokong hipotesis planetesimal, sambil memperbaiki keberatan-keberatannya. Mereka berpikir adanya bintang besar yang mendekat, kira-kira seperti bulan dengan bumi, yaitu bulan menyebabkan adanya pasang dan surut lautan. Bulan tak cukup kuat menarik air menjulur jauh. Akan tetapi, matahari yang didekati bintang besar itu menjauh, lidah api dari matahari asal itu putus dari induknya: pecah berkeping-keping seraya mengembun dan membeku menjadi planet-planet serta planetoida.
d.      Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.



e.       Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1.      Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2.      Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3.      Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.


f.       Teori Buffon
Dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
g.      Teori Weizsaecker
Dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
h.      Teroti Kuiper
Dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet – planet.
i.        Teori Whipple
Oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.


2.2  Susunan Lapisan Bumi
Bumi berlapis-lapis telah banyak disebut orang. Sesuai dengan hipotesis Kant-Laplace, bahwa bumi kemudian mendingin disebelah luar, sedangkan didalam masih panas. Didekat permukaan menjadi beku dan disebut kerak bumi. Untuk meneliti kedalaman bumi, cara terbaik adalah dengan pengeboran. Akan tetapi, pengeboran yang terdalam hanya mampu sampai 5.000 meter, sedangkan jari-jari bumi 6.000.000 meter. Maka pengeboran sedalam 5.000 meter hampir tiada berarti.
Dengan majunya penelitian gempa (Seismologi) oleh alat yang disebut seismograf, dapatlah diteliti lapisan bumi secara tidak langsung. Prinsip penelitian adalah anggapan bahwa getaran yang merambat melalui kedalaman bumi, hasil grafnya tergantung kepada material yang dilaluinya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa memang bagian dalam ini tidaklah homogen, tetapi terdapat lapisan-lapisan. Dalam ilmu Geologi, lapisan batas itu disebut bidang diskontinu.
Bidang diskontinu yang pertama pada kedalaman 60 km, disebut bidang diskontinu dari Mohorovicik, nama penemunya. Kemudian pada kedalaman 1.200 km dan 2900 km, pada bagian paling dalam terdapat bola dan jari-jari 3.500 km, yang disebut inti bumi (Barysfer). Belum diketahui dengan pasti apakah inti bumi ini padat ataukah gas. Yang diketahui dari penelitian seismograf, bahwa inti bumi tidaklah cair, seperti hipotesis Kant-Laplace. Namun sebenarnya pada saat ini ditemukan sebuah fakta bahwa bumi tidak lagi hanya mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan. Pengukuran-Pengukuran dan percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi nukleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari permukaan bumi. Di bawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini pada waktunya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua lapisan di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam pusat yang dikelilingi lapisan zat cair. Hal itu diketahui sesudah alat-alat pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang jelas antar lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras, kita akan menemukan lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, di mana masing-masing itu berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang berbeda-beda.
Description: https://nurainiajeeng.files.wordpress.com/2011/03/lapis_bumi1.jpg?w=480
Gambar ini menunjukkan tujuh lapisan bumi, memberitahukan bahwa kerak bumi adalah lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan berbeda-beda ketebalannya, lalu disusul lapisan-lapsan yang terdiri zat cair, dan diakhiri dengan yang lapisan ketujuh, yaitu nukleus padat. Para ilmuwan juga menemukan bahwa atom terdiri dari tujuh lapisan atau tingkatan, dan hal ini membuktikan keseragaman ciptaan, di mana bumi mempunyai tujuh lapisan dan atom-atom mempunyai tujuh lapisan juga. Tujuh lapisan bumi itu sangat berbeda-beda dari segi struktur, kepadatan, suhu dan bahannya.
Suess dan Wiechert (1919), membagi lapisan bumi sebagai berikut:
a)      Kerak bumi, tebalnya 300-70 km, terdiri batuan basal dan asid (basa atau pH tinggi, dan asid atau asam pH rendah).massa jenisnya (massa jenis air=1) kira-kira 2,7 mengandung banyak silikat dan aluminium. Semua batuan yang ada di kerak bumi paling atas, sedalam lautan terdalam (±10 km) dianggap berasal dari sedimentasi. Berbagai endapan mineral organik, yaitu berasal dari organisme, misalnya batubara, minyak bumi, kapur, mungkin berada di tempat tinggi karena kerjaan gaya dalam daripada bumi. Batubara terjadi di rawa-rawa pada periode karbon, maka daerah batubara disebut facies rawa. Kapur terjadi di pantai tropis pada periode kapur, 150 juta tahun yang lalu, maka daerah kapur disebut facies neritis. Sedangkan daerah minyak disebut facies lautan, karena minyak dianggap berasal dari organisme lautan. Endapan batuan yang biasa dibuat perselen, berasal dari cangkang Diatom (ganggang Kersik), yang mengendap di lautan dalam. Daratan yang kini di anggap stabil kulit buminya, misalnya daratan Cina, Eropa, dan Amerika, banyak mengandung kersik dalam tanahnya, sehingga bila di bakar akan menjadi porselen. Di Indonesia dan daerah labil lainnya, kerjaan vulkanis menyebabkan tanahnya mengandung banyak senyawa besi, warnanya lebih merah, sehingga bila di bakar tetap merah dan jadilah tembikar. Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
o   Kerak samudra
tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yangdisebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltiskarena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
o   Kerak benua
tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, olehkarenanya disebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie!982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. Kerak benua  biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua biasanya lebih tua dari kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 jutatahun atau Jura. Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yangtertua yaitu sekitar 3800 juta tahun. Tabel Skala waktu geologi dapat dilihat di Skala Waktu Geologi.
b)      Selimut atau selubung mantel merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat Celcius.
            Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi astenosfer.

Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
ü  Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km.Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium danaluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium).
1.Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium danalumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3.Batuan yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit,andesit, dan metamorf.
2. Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium danmagnesium. Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO.Berat jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenislapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
ü  Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisanyang tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magmainduk).
ü  Mesosfer merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan initebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
c)      Inti bumi (Barisfer), merupakan bola dengan jari-jari 3.500 km. Inti bumi terdiri dari material cair, massa jenisnya 9,6 terdiri dari logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900–5200 km.
Kuhn dan Pittman (1940) mengemukakan bahwa sesungguhnya bumi berasal dari matahari, maka inti bumi seharusnya juga seperti material matahari. Yaitu, sebagian besar terdiri dari hidrogen. Karena tekanan dalam inti bumi sangat besar, maka atom-atom hidrogen bersifat padat.
Holmes (1936), membagi kerak bumi menjadi sebagai berikut:
a.       Bagian atas setebal 15 km, massa jenisnya 2,7 dan dan disebut magmagranit.
b.      Lebih ke dalam tebalnya 25 km, massa jenisnya 3,5 dan disebut magma-basal.
c.       Bagian terbawah kerak bumi, setebal 20 km, massa jenisnya 3,5 dan disebut magma-peridotit dan eklogit.
Wiechert (1936), mengemukakan bahwa pada pokoknya bagian Litosfer terdiri dari silikat dan aluminium (Si Al atau Sial), lebih ringan dan terutama menempati kontinen.
Di sebelah bawah, terutama di lautan terdapat lapisan berat yang terdiri dari silikat magnesium (Sima). Dari penelitian terbukti bahwa dasar samudera Pasifik, terdiri dari Sima. Kedua lapisan tersebut berupa kristal, sedangkan di bawahnya terdapat substratum yang bersifat amorf. Selanjutnya, terdapat teori adanya gerakan kontinen, yang disebabkan oleh Sial terapung diatas Sima. Wegener (1930), mengajukan hipotesis continental drift (perkisar benua).
Permukaan bumi terdiri dari beberapa lempeng besar berukuran benua, masing-masing terdiri dari bagian oceanis dan kontinental yang bergerak relatif yang satu terhadap yang lain. Tebal tiap lempeng kerak bumi ini adalah kira-kira 80 km.
Kecepatan gerak relatif lempeng-lempeng ini berkisar antara 1-3cm setahun. Meskipun menurut ukuran manusia kecepatan ini sangat kecil, namun dilihat kacamata Geologi, ini sangat berarti, karena gerak 5cm pertahun dalam satu juta tahun dapat menghanyutkan suatu benua sejauh 50km ke arah jurusan tertentu. Misalnya, lempeng yang membawa benua Australia dengn kecepatan 6cm per tahun sedang bergerak ke arah utara yang dalam beberapa juta tahun, jika proses ini berlangsung tanpa gangguan, dapat menjepit kepulauan Nusantara antara benua Australia dan Asia.
Lempeng-lempeng kerak bumi ini dipisahkan yang satu dengan yang lain oleh batas lempeng yang geraknya dapat bersifat divergensi, konvergensi, atau shear (gesekan). Batas lempeng ini sangat labil dan ditandai oleh gunung api yang aktif serta kegempaan yang tinggi.


2.3  Sruktur Bumi
Secara garis besar, lapisan yang membentuk planet bumi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu atmosfer, hidrosfer dan litosfer.
a.       Atmosfer
Atmosfer berasal dari kata “atmo” yang berarti udara dan “sfera” yang berarti lapisan. Jadi, atmosfer adalah lapisan udara atau gas berlapis-lapis yang menyelubungi bumi, sedangkan yang dimaksud dengan udara adalah semua gas yang tersusun dari berbagai zat yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak dapat dilihat. Atmosfer adalah lapisan kulit luar bumi dibawah litosfer.
Bumi di kelilingi oleh selimut gas yang disebut udara atau atmosfer. Tebal lapisan udara secara pasti belum dapat diketahui. Akan tetapi, para ahli berpendapat, pada jarak 100 km di atas permukaan bumi masih terdapat udara. Jika dibandingkan dengan jari-jari bumi yang 60.000 km, maka tinggi lapisan udara yang 100 km tersebut, hanya 1/600 jari-jari bumi.
Ada lapiasan dalam atmosfer, yang dekat dengan permukaan bumi setebal ± 10 km disebut stratosfer. Batas antara 2 lapisan udara tersebut tidak sama di semua tempat. Di daerah sekitar khatulistiwa batas itu kadang-kadang dapat mencapai 19 km, tetapi di kutub hanya 6 km. persentase gas dalam atmosfer pada beberapa ketinggian (HUMPHREY). Hal tersebut disebebkan adanya angin vertikal yang akibat pemanasan matahari. Troposfer mempunyai gas yang seragam, hal ini disebabkan karena adanya angin yang vertikal, maupun horizontal.
Susunan gas dalam troposfer: 78% zat lemas, 1% gas oksigen, 0,0% asam arang. Selanjutya, ada Ozon, Argon, Helium, juga terdapat zat air. Sebaliknya, di stratosfer susunannya tidak homogen. Disini terdapat lapisan-lapisan udara yang B.D-nya berbeda-beda. B.D udara yang besar terletak dekat dengan troposfer, sedangkan lapisan udara yang B.D. kecil cenderung jauh di atas troposfer. Lapisan udara tersebut terbentuk di stratosfer, karena adanya angin yang horizontal saja.
Selain gas yang terdapat di troposfer tersebut terdapat juga:
1.      Uap air yang persennya tidak tetap, jumlah tersebut tergantung pada tempat dan waktu.
2.      Benda bukan gas, yaitu debu berfungsi sebagai inti kondensasi. Sebab uap air di udara tidak akan mengalami kondensasi menjadi titik-titik air yang menjadi awan, kalau tidak ada inti kondensasi.oleh karena itu, awan adalah kumpulan tetes-tetes air yang telah berkondensasi. Debu berasal dari muka bumi (dari gunung api), tetapi dapat juga dari angkasa luar yang berasal dari meteor.

Bumi menerima panas dari matahari, bumi itu sendiri, dan bulan. Di pusat bumi terdapat temperatur yang sangat tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan jalan menggali tanah secara vertikalke bawah maka terjadi kenaikan temperatur, setiap turun 35 m, temperatu naik 1oC. Dan adanya benda-benda yang keluar dari gunung api yang mempunyai temperatur sangat tinggi, seperti lava abu, awan panas, dan sebagainya. Sebenarnya, panas matahari yang dikirim ke bumi relatif tidak berubah, tetapi yang berubah adalah penerimaan panas tersebut oleh bumi. Penerimaan yang berubah-ubah ini disebabkan kondisi awan yang ada di udara. Apabila udara berawan, panas matahari yang diterima bumi hanya berkisar 40%, sedangkan apabila udara bersih dari awan, panas matahari yang diterima bumi dapat mencapai sekitar 64-69%. Menurut penelitian, makin besar sudut  penyinaran matahari makin berat pula panas yang diterima dan sebaliknya. Di lapisan bawah (0-4 km) dekat dengan permukaan bumi, temperaturnya sangat di pengaruhi bumi. Pada lapisan ini, masih berlaku ketentuan bahwa setiap naik 100 km, temperatur akan turun 10C. Lapisan 1 ini masih banyak terdapat uap air.
1.      Dalam troposfer terdapat uap air yang jumlahnya tidak tetap. Uap air adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Uap air yang mencair merupakan titik-titik air yang disebut awan. Jumlah uap air di udara tidak tetap, makin tinggi temperaturnya makin banyak kandungan uap air di udara. Ada dua cara untuk menyatukan uap air di udara, yaitu:
Basah absolut, yaitu banyaknya uap air (dalam garam) yang terdapat dalam 1 m3 udara.
2.      Basah relatif, yaitu perbandingan antara banyaknya uap air di udara (terhitung gram 1 m3 udara) dengan banyaknya uap air apabila udara tersebut pada temperatur yang bersangkutan jenuh dengan uap air.
Apabila awan yang terdiri dari titik-titik air berkumpul sehingga titik-titik air tersebut menjadi satu dan menjadi tetesan-tetesan air yang lebih besar dan lebih berat, dan kemudian jatuh kebumi, maka peristiwa diatas disebut hujan. Jadi, hujan adalah peristiwa jatuhnya tetesan-tetesan air sampai ke permukaan bumi. Selain hujan seperti pengertian di atas, kita mengenal juga hujan salju dan hujan es. Hujan salju terjadi apabila uap di udara terus naik sehingga mencapai temperatur lebih kecil dari 00C, maka uap tersebut akan mengkristal. Dan apabila kelompokan kristal tersebut jatuh ke bumi akan terjadi hujan salju.
Hujan es berbeda dengan hujan salju. Hujan salju yang jatuh adalah kristal-kristal es, sedangkan hujan es yang jatuh ke bumi memang butiran-butiran es yang cukup keras dan sering menimbulkan kerusakan. Secara garis besar dapat diterapkan sebagai berikut, awan yang letaknya sangat tinggi, temperaturnya dapat jauh di bawah 00C, maka sebagian awan tersebut membeku dan terus dibawa angin naik lagi sehingga temperatur turun lebih rendah lagi jauh kebawah 0oC. Dengan demikian, keseluruhan awan menjadi gumpalan es. Panas yang dikeluarkan dalam pembekuan tidak mampu untuk mencairkan bagian awan yang lain karena rendahnya temperatur.
Bila udara dianggap terdiri atas beberapa lapisan udara horizontal dan setiap lapisan udara mempunyai berat, maka lapisan dibawah menerima tekanan lapisan udara diatasnya. Karena makin dekat dengan permukaan bumi tekanan udara makin besar, dan makin ke atas tekanan udara makin kecil / berkurang. Tempat-tempat dimana temperaturnya rendah akan menjadi udara yang rendah. Perbedaan tekanan udara antara tempat akan mengakibatkan terjadinya pemindahan udara dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Perpindahan udara karena perbedaan tekanan udara ini disebut angin. Angin mempunyai adarh dan kecepatan.
Pada siang hari, di daratan mencapai temperatur lebih panas dari di lautan. Akibatnya di daratan akan terjadi tekanan udara yang lebih rendah dari di lautan, sehingga pada siang hari angin bergerak dari laut ke darat. Pada malam hari, keadaannya terbalik, di laut panas yang diterima pada siang hari masih cukup tinggi. Di darat lebih cepat mengalami pendinginan temperatur udara di laut lebih besar dari daratan. Akibatnya tekanan udara didarat lebih besar dari di laut sehingga bertiup angin dari darat ke laut. Kecepatan angin sangat ditentukan oleh besar kecilnya perbedaan tekanan antara dua tempat. Makin besar perbedaan tekanan udara, makin cepat gerak angin.
Uap air, temperatur udara, tekanan udara dan hujan, hujan es maupun salju, semuanya merupakan peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian di atmosfer. Hal tersebut akan menimbulkan adanya iklim serta cuaca di suatu daerah. Iklim adalah peristiwa-peristiwa dalam atmosfer di suatu daerah untuk periode waktu yang panjang. Disebut juga rata-rata cuaca periode panjang. Ilmu yang mempelajari iklim disebut Klimatologi.
Cuaca adalah perubahan keadaan udara di suatu tempat pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut Meteorologi.
Lapisan yang memiliki berbagai macam variasi pada atmosfer yaitu:
a.       Troposfer adalah bagian paling bawah, atmosfer memiliki ketinggian dari permukaan berkisar 9—17 km, di atas khatulistiwa lebih tinggi dari pada di atas daerah kutub. Memiliki suhu 17-52 derajat celcius. Troposfer memisahkan startosfer dengan mesosfer.
b.      Stratosfer adalah lapisan udara di antara 10— 60 km di atas permukaan bumi; Stratosfer di atas troposfer; atau bisa diartikan juga sebagai daerah atmosfer yang terletak antara tropopause dan stratopause, di dalam daerah ini makin ke atas suhunya makin tinggi, sekitar -57 derajat celcius, ozon berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet.
c.       Mesosfer adalah daerah atmosfer yang terletak antara stratopause dan mesopause, pada umumnya di daerah ini makin ke atas, suhunya makin naik, memiliki ketebalan antara 45-75 km selain itu juga memiliki suhu lapisan berkisar dari -140 derajat celcius, apabila terdapat suhu yang rendah dan dingin dapat mengakibatkan munculnya awan noctilucent yang terdiri dari kristal-kristal es.
d.      Ionosfer adalah lapisan atmosfer, pada ke-tinggian l00 km di atas lapisan stratosfer, mengandung ion dan elektron bebas yang dihasilkan oleh radiasi matahari; 2 Fis lapisan atmosfer yang tingginya mulai dari 50—1.000 km merupakan lapisan ion-ion. Dapat memantulkan gelombang-gelombang radio.
e.       Termosfer adalah bagian atmosfer, kira-kira 50 mil di atas permukaan bumi sampai angkasa luar dan ditandai dengan suhu udara tinggi terus-menerus.
f.       Eksosfer adalah daerah di luar atmosfer memiliki ketinggian kurang lebih 500 km, benda-benda yang sangat ringan di ruang ini akan terlempar ke luar angkasa. Eksosfer tidak memiliki tekanan udara. Eksosfer memiliki refleksi dari cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik.

b.       Hidrosfer
Yang termasuk hidrosfer adalah semua bentuk air yang ada diatas muka bumi, yang terbesar adalah samudra dan lautan. Dikatakan bahwa perbandingan samudra dan daratan berkisar antara 72% dan 28%. Artinya 72% muka bumi berupa air sedangkan 28% berupa daratan. Kita semua tahu bahwa di daratan masih terdapat danau, sungai, rawa-rawa. Dasar laut dan samudratak ubahnya seperti relif di muka bumi, dengan bagian sebagai berikut:
1)      Shelf, dasar samudera di sepajang pantai yang di dalamnya rata-rata 200 m. Daerah ini merupakan daerah yang kaya ikan.
2)      Plat, seperti shelf, tetapi daerahnya meluas dan kedalaman rata-ratanya 200 m. daerah ini juga kaya akan ikan.
3)      Trog adalah lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut.
Daerah-daerah tersebut diatas selain kaya akan ikan juga merupakan daerah minyak bumi. Sehingga banyak di lakukan pemboran minyak di lepas pantai (off share) sebagai perhiasan pemboran minyak di daratan (on share).
Makin ke bawah dan ke arah kutub, temperatur air laut makin rendah. Apabila temperatur air laut di daerah khatulistiwa ±280C, temperatur laut di dekat kutub dapat mencapai 20C-00C.
Temperatur laut sangat mempengaruhi kehidupan di dalamnya. Dengan demikian, ikan banyak di temukan di laut dangkal dimana sinar matahari mampu menmbus laut. Dan sinar matahari dibutuhkan makhluk laut, seperti ikan, plankton, maupun tumbuh-tumbuhan laut yang lain untuk hidup. Samudra maupun laut akan bergerak menimbulkan arus laut baik terjadi di permukaan ataupun di bawahnya.
Gerakan laut disebabkan oleh bebrapa faktor:
1)      Adanya angin yang bertiup.
2)      Adanya perbedaan kadar garam.
3)      Adanya perbedaan berat jenis air laut.
4)      Adanya perbedaan pasang naik dan pasang surut.
Arus laut mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam menentukan ked=adaan iklim di suatu tempat. Hal ini disebabkan karena adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas dapat membuat musim dingin tidak terlalu dingin, dan laut tidak akan mengalami pembekuan sepanjang tahun. Sebaliknya, arus dingin menyebabkan temperatur di atas laut tersebut rendah sehingga tidak ada penguapan. Maka di daratan terdapat angin yang kering akibatnya di daratan tidak pernah jatuh hujan.
Pertemuan arus panas dan arus dingin merupakan tempat yang ideal bagi kehidupan ikan, karena pada tempat-tempat tersebut banyak dijumpai plankton dan zat-zat makanan yang lain. Namun udara dingin di atas arus dingin, dan udara panas di atas arus panas, apabila bertemu akan menimbulkan suatu kabut tebal di atas laut yang sangat membahayakan pelayaran kapal-kapal di laut. Arus laut mempunyai arti ekonomi yang penting, karena pedagang berlayar mengikuti arus. Bangsa-bangsa yang tahu dan dapat memperhitungkan dari mana dan kemana arah arus laut, dapat menjadi bangsa yang jaya.



c.       Litosfer
Litosfer berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata lithos dan spaira. Litos artinya bebatuan dan spaira artinya lapisan. Jadi litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar terdiri dari batuan. Litosfer adalah lapisan kulit luar bumi, tersusun oleh berbagai jenis batuan dengan struktur geografi yang bervariasi, yang mempunyai ketebalan antara 70-125 km atau lebih.
Litosfer dibagi menjadi dua yaitu Litosfer atas dan Litosfer bawah, dan Litosfer juga terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
·         Litosfer Samudera, berfungsi sebagai penghubung kerak samudera dan memang berasal dari samudera.
·         Litosfer Benua, litosfer ini berada di benua.

Ketebalan kerak bumi tidak sama disetiap tempat. Tebal kerak bumi dibawah benua adalah 20-50 km dan tebal kerak bumi dibawah samudera adalah 10-12 km. Lapisan litosfer terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan sial (silsium aluminium) dan lapisan sima (silsium magnesium).
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Harry hess, pada tahun 1960, dengan teori tektonik lempengnya membagi kerak bumi menjadi dua bagian, yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua terdiri dari batuan yang ringan dan banyak mengandung SiO (silika), sedangkan kerak samudera sebagai dasar samudera terdiri dari batuan-batuan yang sangat padat berwarna gelap dan miskin akan SiO.

1.      Batuan Pembentuk Litosfer
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian :
a.       Batuan beku, dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar berangsur-angsur menjadi dingin dan beku:
1.      Batuan beku dalam (plutonik). Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses pendinginannya sangat lambat. Menghasilkan: batuan beku dengan kristal penuh yang besar-besar (holokristalin).
2.      Batuan beku korok (porfirik). Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap diantara lapisan-lapisan litosfer.
3.      Batuan beku luar (episif). Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat. Menghasilkan: lelehan batuan beku dengan kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal.
b.         Batuan Sedimen (Endapan)
Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu diendapkan.
1)      Batuan sedimen klitik, yaitu pasir
2)      Batuan sedimen kimiawi, yaitu stalaktit dan stalakmit
3)      Batuan sedimen organik, yaitu lapisan humus dari hutan
c.          Batuan Malihan atau Metamorf
Terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menempatkan dan meremukkan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan beku atau batuan endapan. Dengan adanya berbagai proses pembentukan jenis-jenis batuan di atas, akan menghasilkan material-material yang bernilai ekonomis tinggi. Misalnya, batubara dan marmer.
Berdasarkan tempat terjadinya maka batuan penyusun litosfer dapat dibedakan atas:
a.       Batuan Intrusif: terjadi di bagian dalam, jauh dari permukaan bumi
b.      Batuan Ekstrusif: terjadi di dekat permukaan bumi, atau diluar permukaan bumi.
c.       Batuan Hypoobisis: terjadi dalam gang atau saluran-saluran kulit bumi.
BAB III
PENUTUP
3.1.  Simpulan
Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari delapan planet yang dekat dengan matahari dan merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu: kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti ( core).
Proses Terbentuknya bumi tidak terlepas dari terjadinya tata surya kita diantara planet-planet yang mengelilingi matahari yang terbaik lagi bagi makhluk hidup adalah bumi yang kita huni ini. Bumi merupakan satu-satunya planet yang tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari matahari. Oleh sebab itu, suhu di bumi tidak terlalu panas and tidak terlalu dingin.
Secara garis besar, lapisan yang membentuk planet bumi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu atmosfer, hidrosfer dan litosfer. Atmosfer adalah lapisan udara atau gas berlapis-lapis yang menyelubungi bumi, hidrosfer adalah semua bentuk air yang ada diatas muka bumi, yang terbesar adalah samudra dan lautan. Sedangkan litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar terdiri dari batuan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar